KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt, bersyukur atas
nikmat yang diberikannya selama ini. Shalawat serta salam semoga selalu
terlimpah curahkan kepada junjunan kita semua, nabi besar Muhammad Saw, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya sampai akhir jaman. Amiin
Penyusunan makalah ini saya susun untuk memenuhi
salah satu tugas tutorial anatomi fisiologi (ANFIS). Pembahasan dengan disertai
dengan contoh supaya lebih jelas dalam penyampaian materi ke para pembaca
nantinya.
Mungkin masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
memperbaiki isi dari makalah ini akan sangat saya harapkan.
Akhir kata, semoga dengan adanya makalah ini bisa
membantu teman-teman khususnya dan para pembaca umunya dalam mengerjakan tugas
yang ada kaitannya dengan isi dari makalah ini.
Penyusun
i
Daftar
isi
KATA
PENGANTAR ………………………………………………………….i
DFTATAR ISI………………………………………………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang …………………………………………………………1
B.
Tujuan
Penulisan ……………………………………………………….1
BAB
II TINJAUAN TEORITIS………………………………………………...2
A. Pengertian………………………………………………………………2
B. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan………………………………….3
1. Anatomi Sistem Pencernaan………………………………………..4
2.
Fisiologi
Sistem Pencernaan……………………………………….10
Penutup
……………………………………………………………………………..17
Daftar
pustaka …………………………………………………………………...18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Latar belakang dalam pembuatan makalah ini adalah
supaya kami dapat memahami dalam system
pencernaan.
B.Tujuan
Penulisan
Tujuan
Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep anatomi fisiologi
dalam system pencernaan
Tujuan
Khusus
a.
Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian pernapasan
b.
Mahasiswa
dapat mengetahui apa itu pernapasan
c.
Mahasiswa
dapat mengetahui anatomi system pernapasan
d.
Mahasiswa
dapat mengetahui fisiologi system pernapasan
e.
Mahasiswa
dapat mengetahui persarapan pada system pernapasan
f.
Mahasiswa
dapat mengetahui peran system pencernaan
g.
Mahasiswa
dapat menjelaskan fungsi system pencernaan
BAB
II
Anatomi Saluran Pernafasan
Saluran
penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx,
trachea, bronkus, dan bronkiolus.
1.
Hidung
Nares
anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung
dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan
bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai
lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi.
Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok
kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran
mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus,
dan os. Sphenoidale.
Tulang
lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi
adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh
membrane mukosa.Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus
sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale
dan os sphenoidale. Membrana mukosa
olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi
bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan
kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.Sinus paranasalis
adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum
nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum
nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
1.
Lubang hidung
2.
Sinus Sphenoidalis, diatas
concha superior
3.
Sinus ethmoidalis, oleh
beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media
dan inferior
4.
Sinus frontalis, diantara
concha media dan superior
5.
Ductus nasolacrimalis,
dibawah concha inferior.Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam
nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
2.
Faring (tekak)
Faring
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya
dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di
belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring
merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
3.
Laring (tenggorok)
Terletak
pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea,
dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring
merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1.
cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2
cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
a.
Epiglottis
Cartilago
yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.Plica aryepiglottica,
berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago
arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
b.
Cartilago cricoidea
Cartilago
berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane
cricotyroidea. Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan
cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan
batas bawahnya dengan cincin trachea I
c.
Cartilago arytenoidea
Dua
cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea.
Plica vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang
menonjol kedepan
d.
Membran mukosa
Laring
sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel
silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
e.
Plica vokalis
Plica
vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas
ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam
cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian
belakang.Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas
plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
f.
Otot
Otot-otot
kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang
dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis.
Otot-otot tersebut diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
Respirasi
Selama
respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat
keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
a.
Fonasi
Suara
dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi
tertentu oleh sinus udara cranialis.
b.
Gambaran klinis
Laring
dapat tersumbat oleh:
(a)
benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
(b)
pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi
alergi,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(d)
tumor, misalnya kanker pita suara.
c.
Trachea atau batang tenggorok
Adalah
tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea
berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut
manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata
torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
4.
Bronchus
Bronchus
yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi
oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping
ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih
vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus
bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan
berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang
yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang
utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan
kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi
bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus
terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong
udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm.
Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh
otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah
sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena
fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas
paru-paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
5.
Paru-Paru
Paru-paru
terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2.
permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3.
permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4.
dan basis. Terletak pada diafragma
paru-paru
juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam
rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru
kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan
paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus
dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola,
venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
Suplai
Darah
1.
arteri pulmonalis
2.
arteri bronkialis
Innervasi
1.
Parasimpatis melalui nervus vagus
2.
Simpatis melalui truncus simpaticus
Sirkulasi
Pulmonal
Paru-paru
mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. Darah di atrium kanan mengair keventrikel
kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis).
Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat, katup
pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri pulmonais bercabang-cabang menjadi
arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan
kiri. Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi erteriol
dan kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan pernapasan,
melalui sebuah alveolus, semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula,
dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang
besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par, maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
Sistem pernapasan
Sistem
pernapasan
atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan
umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai
jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.
Pernapasan dada
Pernapasan
dada
adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1.
Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
2.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga
dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut
Pernapasan
perut
adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1.
Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.
Fase
ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah membuat makalah ini
dan pembahasan kasus ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa dengan membuat
makalah ini mahasiswa akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan tambahan mengenai
anatomi fisiologi system pernapasan yang erat kaitannya dengan mata pelajaran
anfis.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce,
Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis. PT.Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Kelly
Florence C.M.S, PhD,MD: Microbiologi, 1955, p. 138-143.
Maryati,
Sri. 2006. Biologi. PT. ERLANGGA:
Jakarta
Biggs,
A,W.C. Hagins, C. Kapicka, L. Lundgren, P. Rillero, K.G. Tallman, & D.
Zike. 2004. Biology: The Dinamics of life. New York. McGraw-hill
companies,inc.
Lewis,
R.1998. Life 3ed. Boston.WCB/McGraw
hill Companies.
Mader,
S.S. 2004. Biology. Boston.
McGraw-hill.